Kalian pasti sering mendengar ungkapan saat orang mengatakan “ah dasar mental tempe”, atau “apa dayaku, kan aku mental tempe”. Maksudnya adalah orang yang memiliki mental lemah, sehingga dia akan cepat sakit hati, cepat tersinggung, cepat baperan. Itulah orang-orang yang dikatakan mental tempe. Dan itu adalah kebiasaan yang buruk. Mungkin bagi beberapa orang memiliki pandangan dan pendapatnya sendiri. Ada yang memberikan pembelaan, atau memberikan pernyataan seperti, kalau orang tersebut, cepat tersinggung, mudah sakit hati, mudah baperan, ya orangnya berarti sensitif, dia perasa. Dia memiliki perasaan lembut.
Cara Mengasah Mental Kalian Agar Kuat Dan Tidak Menjadi Orang Yang Bermental Tempe
Tapi itu salah. Itu bukanlah suatu kelebihan, atau pujian. Bahkan itu adalah sebuah kelemahan, dan sifat buruk. Dan itu harus diubah. Memiliki perasaan yang lembut, memiliki sifat perasa itu baik, itu adalah sebuah kelebihan. Tapi bukan berarti menjadikanmu seorang yang tidak bisa menerima kritikan, saran, dan komentar kan. Bukan berarti kalian menjadi orang yang keras kepala dan tidak bisa diarahkan kan. Itu bedanya. Jadi, disini kalian harus memahami perbedaannya. Memiliki kelembutan hati, memiliki sifat perasa, dengan mental tempe.
Semua orang sebaiknya melatih diri untuk memiliki mental yang kuat. Latih itu sedini mungkin. Apalagi jika kalian memiliki ambisi dan mimpi yang besar. Kalian harus memiliki mental baja. Karena halangan dan rintangan di depan akan sangat besar. Akan ada banyak orang yang akan berusaha membuatmu jatuh dan menyerah. Sainganmu akan sangat banyak. Kompetitor ada banyak sekali. Sehingga semakin anda dewasa anda harus menentukan, anda mau memakan atau dimakan. Terdengar keras dan tegas, tapi itu kenyataannya.
Dunia memang keras, jadi kalian harus tegas pada diri anda. Biasakan untuk menerima kritik dan saran. Saat kalian melakukan sesuatu, menghasilkan sesuatu, membuat sesuatu. Biasakan tanyakan pendapat orang lain, minta feedback dari orang lain. Dan mau itu feedback yang diberikan baik atau buruk kalian harus terima. Pun feedbacknya buruk dan mengecewakan, kalian jangan malah berdebat dan berusaha memberikan pembelaan diri. Tapi kalian terima dengan senyum, dan jadikan itu bahan pikiran. Dan jangan takut mengakui kesalahan.