Semakin Banyak Orang Yang Mudah Sakit Hati Dan Gampang Tersinggung

Semakin Banyak Orang Yang Mudah Sakit Hati Dan Gampang Tersinggung

Bisa dibilang generasi sekarang ini sebagian besar dari mereka memiliki mental yang kurang kuat. Mereka menjadi mudah sakit hati dan mudah tersinggung. Dan karena itu membuat mereka mudah menyerah. Mudah melepaskan. Karena merasa sangat tertekan. Mungkin semua itu pengaruh zaman, dan didikan orang tua yang sudah semakin melembek kepada anak-anak. Wajar saja, karena orang tua muda sekarang ini, mereka lebih menekankan bersahabat dengan anak, sehingga mereka lebih mendekatkan diri dengan anak. Dan akhirnya lebih mengikuti maunya anak. 

Semakin Banyak Orang Yang Mudah Sakit Hati Dan Gampang Tersinggung

Berbeda dengan zaman dulu, dimana orang tua dulu, masih mengalami masa peperangan, masih mengalami masa penjajahan. Sehingga mereka sangat keras. Dan mereka mendidik anak mereka pun dengan keras. Karena mereka mengajarkan anak untuk bisa kuat, disiplin, agar bisa bertahan hidup. Mendidik dengan keras anak-anak untuk bisa belajar dengan baik, untuk bisa mendapatkan ilmu pengetahuan, untuk bisa mendapatkan pendidikan setinggi mungkin. Sehingga mereka kelak bisa memperbaiki negara. 

Mereka bisa membuat negara menjadi lebih baik, dan tidak akan ditindas oleh orang lain, atau bangsa lain. Tapi makin kesini, sudah semakin aman, sudah tidak ada lagi peperangan. Sehingga kita semua sudah lebih fokus pada pembangunan, dan masa depan. Fokus kita menjadi berbeda. Sehingga berpengaruh pada manusianya. Dan itulah kenapa orang tua di zaman sekarang ini semakin melembut pada anak-anaknya. Dampak baiknya, anak semakin dekat dengan orang tua. Semakin terbuka dengan orang tua. 

Tapi yang menjadi hal buruk adalah, mental mereka juga ikut melemah. Mereka menjadi semakin mudah marah, semakin mudah tersinggung, dan sakit hati. Sehingga mereka mudah menyerah, dan mengalami stres. Dan sebentar-sebentar mereka memerlukan healing, memerlukan konseling, karena merasa mereka sudah stres dan depresi. Sudah merasa tertekan dan kacau. Sehingga membutuhkan pertolongan. Beda dengan anak-anak zaman dulu, saat disinggung atau disakiti, mereka akan menjadikan itu sebagai bahan intropeksi diri. Dan saat ditegur, mereka bukan melawan tapi akan merasa malu dan merasa bersalah.