Popularitas Nissan Juke di Indonesia memang tergolong kecil. Nissan Juke bahkan tidak menduduki posisi 10 mobil terlaris di Indonesia. Meski di Indonesia mobil ini kurang mendapat perhatian, beda lagi ceritanya jika kita membahasnya di Eropa.
Mobil ini menjadi mobil yang sangat digemari di Eropa. Bahkan mobil ini terjual hingga 1 juta unit di inggris. Tentunya hasil yang diraih oleh Nissan ini membuktikan bahwa masyarakat Eropa mampu menerima model mobil ini dengan baik. Seperti yang kita ketahui, Nissan Juke memang memiliki model yang terbilang “aneh”. Tidak banyak masyarakat Indonesia yang menyukai model mobil ini karena terlihat seperti seekor kodok.
Nissan Juke merupakan model crossover kedua yang pernah dirakit di pabrik Sunderland, Inggris. Sebelumnya Nissan juka sukses dengan tipe Qashqai yang mulai diproduksi di tahun 2006 silam. Mobil tersebut berhasil memuncaki pasar mobil crossover di Eropa dengan total produksi 3 juta unit, diikuti oleh Micra dengan total produksi 2,4 juta unit serta Primera dengan total produksi 1,5 juta unit.
Untuk varian terbaru Nissan Juke 2018, pihak Nissan menerapkan warna vivid blue. Warna ini hanya dapat ditemui di pasar Eropa saja sedangkan untuk negara lainnya, ada varian dan kombinasi warna lainnya yang dapat dipilih.
“Jika kita flashback 8 tahun yang lalu, belum ada mobil yang seperti Nissan Juke. Segmen baru benar-benar tercipta dengan adanya Nissan Juke. Saat ini ada lebih dari satu juta konsumen yang menggunakan Nissan Juke,” ungkap Kevim Fitzpatrick selaku Senior Vice President Manufacturin, Supply Chain Management and Purchasing Nissan Europe.
Penjualan Nissan Juke memang bisa dibilang besar. Untuk versi 2018, ada sedikit penyegaran, yakni adanya grille V motion krom serta headlamp dan lampu sein berwarna smoke black yang sangat keren dan menambah keganasan mobil ini. Untuk Indonesia sendiri belum ada kepastian apakah mobil ini akan masuk atau tidak, pasalnya Nissan Indonesia sedang sibuk mempersiapkan Nissan Terra dan juga Serena generasi terbaru yang akan dipamerkan di GIIAS 2018.